Pengertian Puasa Dalam Perspektif Agama Islam

0
856
Pengertian Puasa

Assalamualaikum Wr.Wb. sebelum Ziyadah.net menjelaskan tentang Pengertian Puasa Dalam Perspektif Agama Islam marilah kita semua mensyukuri atas segala karunia yang telah Allah berikan kepada kita semua dangan bacaan “Alhamdulillah” tak lupa sholawat serta salam semoga selalu terhaturkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw. dengan untain “Assholatu wassalamualaika wa ala aalika yaa sayyidi yaa rosulallah”.

Dalam hal puasa tentunya sudah diketahui bagi setiap muslim dalam kewajiban menjalankannya terlebih disaat puasa ramadhan, sehingga mereka perlu mengetahui terlebih dahulu tentang pengertian puasa tersebut agar puasanya lebih bermakna.

Adapun pengertian dari puasa itu sendiri sebagai berikut:

Menurut bahasa : Menahan

Ketika kita melihat dari pengertian puasa menurut bahasa tentunya sudah bisa difahami bahwasanya puasa intinya adalah menahan, bukan hanya menahan dari lapar dan dahaga saja, melainkan terlebih menahan hati dari penguasaan imperialis nafsu, yang sudah menjajah hati kita.

Mana kala hati sudah dikuasai oleh nafsu, tentunya perilaku yang ditimbulkan hanyalah perbuatan-perbuatan yang negatif, tak jarang mereka melanggar aturan-aturan agama yang semestinya tak harus mereka lakukan.

Adanya kejahatan yang sering terjadi di muka bumi ini tak lain karena rapuhnya pondasi keimanan mereka, sehingga dengan mudah hati mereka dijajah oleh penguasaan emperialis nafsu, hal ini tentunya perlu diwaspadai bagi soerang muslim, sehingga harus lebih memperkokoh keimanan di dalam hati sehingga timbul sebuah keyakinan yang hakiki.

Sehingga dalam perspektif agama puasa teramat sangat dianjurkan bagi tiap muslim, karena dengan berpuasa seseorang bisa lebih mengekang akan hawa nafsunya, hatipun akan terasa sulit dikuasai oleh nafsu.

Menurut istilah : Menahan diri dari segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa.

Penjelasan puasa menurut istilah mengandung unsur ilmu figih didalamnya sehingga perlu adanya sebuah penjelasan secara ilmiah yang insya allah akan kami jelaskan diartikel berikutnya.

Namun bisa diambil kesimpulan bahwasanya perkara yang dapat membatalkan puasa diantaranya yaitu makan atau minum, namun pada akhir zaman seperti ini banyak sekali orang yang dengan sengaja makan dan minum seenaknya ketika bulan puasa.

Mereka seakan tak malu dengan orang lain yang tengah menjalankan puasa, mereka dengan mudahnya mengabaikan perintah Allah Swt. mereka seakan tak takut akan siksaan-Nya, tapi yang sungguh ironi ketika ada sebuah pernyataan dari segelintir orang yang mengatakan “orang yang berpuasa harus menghormati orang yang tidak berpuasa”.

Pernyataan tersebut sungguh menyayat hati bagi kaum muslimin, mereka berdalih untuk saling bertoleransi antar umat beragama, tapi coba kita lihat dimasa dulu, justru dari kalangan non muslim yang tidak berpuasa teramat menghormati orang muslim yang sedang berpuasa.

Terbukti zaman dulu warung-warung makan baik dari kalangan muslim ataupun non muslim mereka menutup pintu warungnya walaupun buka, orang muslim yang tidak berpuasa masih malu ketika mau makan di luar, sehingga mereka sembunyi-sembunyi ketika hendak makan.

Hal ini sangat berbeda jauh dengan zaman sekarang, warung bukak dengan terang-terangan, tak sedikit orang makan di pinggir jalan, apalagi seseorang yang dengan enaknya menghisap rokok di sembarang tempat “naudzubillah”.

Puasa dalam perspektif agama:

Baca Juga :

1.at-Tawazun (bertindak seimbang)

Istilah tawazun di sini digunakan karena menyangkut akan perilaku keseimbangan orang yang berpuasa, keseimbangan tersebut nampak dari berbagai aspek diantaranya yaitu dilihat dari aspek mental dan spiritual.

Dalam aspek mental dan spiritual orang yang berpuasa betul-betul dilatih akan keseimbangan rohani dan jasmaninya, dimaksudkan agar orang yang puasa tidak terlalu condong akan mengejar kehidupan duniawi saja, terbukti mereka sering sekali melakukan sesuatu yang berhubungan dengan ubudiyah.

Banyak sekali lantunan ayat-ayat suci alquran yang berkumandang di masjid atau mushola, disini sebagai bukti bahwasanya keadaan rohani orang yang berpuasa lebih cenderung ke hal-hal yang bersifat ubudiyah / positif.

2.at-Tasamuh (bersikap toleran)

Sikap tasamuh tercermin pada diri seorang yang tengah menjalankan puasa, hal ini dapat dilihat dari perubahan pola fikir mereka, orang yang berpuasa cenderung lebih tenang hatinya, tidak mudah marah, sifat saling menghargai antar sesama terlihat pada diri mereka.

Sehingga sifat mengalah teramat menonjol pada diri orang yang tengah berpuasa, walau terkadang mereka menghadapi orang yang dapat membuat mereka marah, tetapi orang yang berpuasa dalam menahan amarah tersebut, ini sebagai bukti bahwasanya puasa akan membuahkan sebuah efek yang luar biasa bilamana mengetahui akan pengertian puasa yang sempurna yang telah disyariatkan agama islam.

3.al-Itidal (berpihak pada kebenaran)

Dalam keberpihakan pada kebenaran orang yang tengah menjalan puasa terlihat sangat jelas, hampir mayoritas orang yang berpuasa perubahan sikap dan perilaku akan kecondongannya dalam kebenaran sangat menonjol, hal itu tidak terjadi saat mereka tidak dalam menjalankan puasa.

Orang yang berpuasa cenderung akan bersifat jujur dan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, sehingga sifat-sifat kebohongan dalam diri mereka teramat sangat minim sekali, karena mereka menyakini dengan berpuasa adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. sehingga yang mereka lakukan hanyalah semata-mata karena Allah (LILLAH).

Demikian penjelasan singkat dari Ziyadah.net tentang Pengertian Puasa Dalam Perspektif Agama Islam, semoga ada manfaatnya, atas segala kekurangan dan kesalahan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, Wassalmualikum Wr.Wb.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here