Khutbah Idul Fitri Saat Pandemi Covid-19

1
7292
Khutbah idul fitri di saat pandemi covid-19

Sebelum kita menyimak tentang Khutbah Idul Fitri Saat Pandemi Covid-19 mari kita sama-sama mensyukuri nikmat Allah Swt yang telah kita terima berupa kesehatan dengan bacaan “Alhamdulillah”, Sholawat serta salam yang seindah-indahnya semoga selalu terlimpah ruah kepangkuan baginda Nabi Muhammad Saw. dengan lantunan Sholawat ” Assholatuwassalaamu Alaika Wa alaa Aalika Yaa sayyidii yaa Rosuulalloh.” dengan penuh harap semoga beliau senantiasa memberikan tarbiyah kepada kita di dunia dan di akhirat kelak.

Dimasa-masa sulit seperti ini diperlukan sebuah edukasi kepada masyarakat atas ujian yang baru Allah Swt. berikan kepada kita semua agar kita sebagai hambanya dapat menerima dan ridho akan ujian tersebut, sehingga di sini kami akan mengutip sebuah coretan Khutbah Idul Fitri Saat Pandemi Covid-19 karya dari beliau : K. Zainuddin Tamsir dari Madiun Jawa Timur.

Khutbah Idul Fitri Saat Pandemi Covid-19 mengupas tentang hikmah dibalik wabah covid-19 sebagai sarana seseorang untuk cepat-cepat lari sadar kembali kepada Allah swt. sehingga kita semua dijadikan seorang hamba yang dapat lebih dekat kepada Allah Swt. dengan adanya ujian tersebut.

Jadikan Musibah Sebagai Sarana
Kembali Kepada Allah SWT

الخُطبَة الأوْلى
ألســــــــــــــــلام عليـــــــكم ورحمــة الله وبركاته
اللهُ أَكْبَر× 9 لَآ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ، اللهُ أَكْبَر كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلًا. لَآ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْن. لَآ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ. اللهُ أَكْبَر وللهِ الْحَمْدُ
الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ كَبَّرْنَاهُ تَكْبِيْرًا، وَاللهُ أَكْبَر, وَذَكَرْنَاهُ ذِكْـرًا كَثِيْرًا، وَاللهُ أَكْبَر, الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعَمٍ لِنَشْكُرَهُ شُكْرًا مِّرَارًا. وَاللهُ أَكْبَر, الَّذِيْ أَصَابَنَا بِمُصِيْبَةٍ إِعْلَامًا بِذُنُوْبِنَا لِنَسْتَغْفِرَهُ اسْتِغْفَارًا, وَلِنَفِرَّ إِلَيْهِ فِرَارًا. وَاللهُ أَكْبَر, نحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَنشْكُرُهُ، وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَهُوَ الْكَرِيْمُ وَيَـهَبُ الْفَضْلَ الأَكْبَرْ، وَاللهُ أَكْبَر
أَشْهَدُ أَنْ لَآ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَالْعِزَّةُ للهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلِلْمُؤْمِنِيْن، وَالذِّلَّةُ وَالصِّغَارُ وَالْهَوَانُ لِأَهْلِ الْكُفْرِ وَالْفُجُوْرِ وَالْمُعَانِدِيْن، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسُوْلُهُ خَاتِمُ النَّبِيِّيْنَ وَإِمَامُ الْمُرْسَلِيْنَ وَرَحْمَةُ اللهِ لِلْعَالَمِيْن،
أللَّهُـمَّ صَـلِّ وَسَـلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَـيِّدِنَا وَمَوْلَانَا وَشَفِيْعِـنَا وَحَبِيْـبِنَـا وَقُرَّةِ أَعْيُنِـنَا مُحَمَّـدٍ وَعَلَى آلِـهِ الطَّيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْن، وَعَلَى أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْن، وَعَلَى أَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ أَقَامُوا الدِّيْن، وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ الله , أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ وَأَطِيْعُوْه، وَعَظِّمُوْا أَمْرَهُ وَلَا تَعْصُوْه؛ فَمَنِ اتَّقَى اللهَ حَقَّ تَقْوَاهُ تَوَكَّلَ عَلَيْهِ فِيْمَا نَابَهُ، وَشَكَرَ عَلَى مَآ أَنْـعَمَهُ, وَصَبَرَ فِيْمَا ابْـتَلَاهُ, وَرِضَيَ عَنْهُ بِمَا آتَـاهُ، وَحَسُنَ زُهْدُهُ فِيْمَا فَاتَه.
اللهُ أَكْبَر كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلًا.

Ma’asyirol Muslimin Rohimakumullah….. !
Alhamdulillah, dalam suasana yang berbahagia namun disertai sisipan duka dengan adanya covid-19 korona ini, kita masih dikaruniai oleh Allah bisa melaksanakan shalat idil fitri pagi ini, sedangkan banyak saudara kita di berbagai daerah yang tidak bisa shalat idil fitri bersama-sama karena terkena aturan pandemi korona. Dengan ini saya berwasiat, khususnya untuk diri saya sendiri dan kepada jamaah shalat idil fitri, mari kita tingkatkan taqwa dan kesadaran hati kepada Allah dengan lebih tepat dari sebelumnya. Orang yang tepat taqwanya kepada Allah dia selalu bertawakkal dalam segala urusannya, bersyukur atas nikmat-nikmat yang diterimanya, bersabar atas musibah yang dialami-nya, dan ridha/puas terhadap keputusan Allah untuk dirinya,
ALLAHU AKBAR ……..… 3x Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah …….
Sebagai orang yang beriman, dalam menghadapi musibah, terutama wabah Covid-19 Corona ini, hendaknya tidak melawan musibah yang telah dikehendaki oleh Allah , melainkan harus bisa memanfaatkannya sebagai sarana yang tepat untuk kembali kepada Allah . Caranya kita mengetahui dan melakukan minimal tiga hal di bawah ini.
Bagi yang bisa mengaplikasikan tiga hal ini dalam kehidupan maka suatu musibah bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan baginya. Baik keuntungan di dunia maupun di akhirat nanti.

  1. Memahami Hakikat Musibah
    Bagi orang yang beriman harus meyakini bahwa terjadinya musibah merupakan ketetapan Allah yang tertera dalam lauh al mahfuzh. Tujuan diturun-kannya musibah diantaranya agar manusia tidak terlalu menyesali ketidak berhasilannya di masa lalu dalam urusan duniawi dan tidak menyombongkan diri dengan keberhasilannya. Sebagaimana firman Allah dalam surat al Hadid ayat 22-23
    مَآ أَصَابَ مِنْ مُصِيْبَةٍ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي أَنْفُسِكُمْ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللهِ يَسِيْرٌ.
    لِكَيْ لاَ تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلاَ تَـفْرَحُوْا بِمَا آتَـاكُمْ وَاللهُ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْر
    “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) yang menimpa pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya demikian itu adalah mudah bagi Allah.”
    “(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri”.
    dan dalam surat at- Taghobun ayat 11
    مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
    “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barang-siapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu”.
    ALLAHU AKBAR ……..… 3x Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah …….
  2. Menyadari Sebagai Peyebab Musibah
    Sebagai orang yang beriman kita harus menyadari, merasa, dan mengakui bahwa musibah yang menimpa manusia itu disebabkan dosa-dosa mereka terutama diri kita masing-masing. Kita harus merasa dan mengakuinya. Tidak hanya melemparkan dan mengkambinghitamkan pihak lain saja. Karena dengan kesadaran ini kita akan berikhtiar, bersabar, bertaubat, dan kembali kepada Allah .
    Firman Allah di Surat as Syura ayat 30
    وَمَآ أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْـفُو عَن كَثِيرٍ
    “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).
    Dengan kemurahan Allah masih lebih banyak dosa-dosa yang ditangguhkan-Nya dan tidak dibalas dengan musibah. Seandainya setiap dosa manusia dibalas dengan musibah di dunia ini, kejadiannya tidak hanya seperti Covid-19 ini, melainkan habislah penduduk bumi ini. Sebagimana Firman-Nya dalam surat Fathir ayat 45:
    وَلَوْ يُؤَاخِذُ ٱللَّهُ ٱلنَّاسَ بِمَا كَسَبُوا۟ مَا تَرَكَ عَلَىٰ ظَهْرِهَا مِن دَآبَّةٍۢ وَلَٰكِن يُؤَخِّرُهُمْ إِلَىٰٓ أَجَلٍۢ مُّسَمًّۭى ۖ
    Artinya: Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan prilakunya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu mahluk yang melatapun (yang bernyawa), akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka, sampai waktu yang ditentukan;
    ALLAHU AKBAR ……..… 3x Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah …….
  3. Menyikapi Musibah
    Setelah memahami hakikat dan penyebab musibah yang menimpa bangsa ini, seorang yang beriman pasti menyadari bahwa msibah tersebut adalah cambuk peringatan dari Allah bagi hamba-Nya yang sering melailaikan-Nya khususnya diri kita masing-masing.
    Jangan menghindar. Tapi harus disikapi dengan hati tenang, tidak panik, dan tidak terlalu takut, tapi tetap waspada.
    Adapun yang perlu diperhatikan lagi terutama bagi orang yang beriman, adalah dua system dalam menyikapinya. Yaitu system medis dan system agamis. Keduanya harus seimbang. Hanya system medis saja yang dilakukan akan tertutuplah i’tikad bahwa segalanya hanya Allah Sang Penciptanya. Begitu pula kalau hanya system agamis saja yang dilakukan akan tertutuplah ketentuan ikhtiar yang telah disyari’atkan oleh Allah wa Rosulihi . Perhatikan dua system berikut ini:
    (1) Sistem Medis
    Dalam menyikapi musibah khususnya Covid-19 ini pemerintah kita telah berusaha secara maksimal untuk menjaga keselamatan bangsa, meskipun harus mengeluarkan ratusan triliun rupiah dan melibatkan berbagai instansi dari Pemerintahan pusat sampai pemerintahan paling bawah.
    Aturan, anjuran, himbauan, dan protocol kesehatan untuk menjaga keselamatan bangsa itu harus kita perhatikan dan kita patuhi. Jangan diabaikan.
    (2) Sistem Agamis
    Upaya menjaga keselamatan bangsa dengan system agamis ini kelihatannya kurang mendapat perhatian yang serius dari pihak-pihak yang seharusnya mengambil bagian. Seperti lembaga-lembaga agama, para alim-ulama, kyai, ustadz, muballigh, tokoh agama dan tokoh masyarakat yang semestinya membimbing, memberi petunjuk, dan memotivasi masyarakat. Sehingga tampak jelas di masyarakat ketidakseimbangannya dibandingkan dengan upaya melalui system medis. Padahal upaya dengan system agamis ini juga sangat menentukan keberhasilannya. Bukankah kita punya Ar-Rabb Maha Pengatur Alam Semesta ini? Bukankah musibah ini hakikatnya dari kehendak-Nya? Bukankah hanya Dia nanti yang akan mengangkatnya dari bumi ini? Mari kita renungkan!
    Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah …….
    Dalam kesempatan ini mari kita perhatikan petunjuk-petunjuk Allah dan Rasul-Nya , diantaranya:
    a. Meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah . Dengan ikhlas karena-Nya (Lillah) kita laksanakan perintah-perintah-Nya dan kita jauhi larangan-Nya. Karena, ketika bangsa ini lebih banyak yang beriman dan bertaqwa pastilah Allah melimpahkan berkah-Nya dari segala penjuru. Namun kalau sebaliknya maka Allah akan mengambil tindakan sebagaimana yang kita alami ini. (QS Al-A’raf Ayat 96)
    b. Berusaha mendekatkan diri (taqorrub) kepada Allah dengan memperbanyak dzikir, baca al-Quran, shalawat, istighotsah, mujahadah, dan doa permohonan yang tidak hanya untuk dirinya saja. melainkan juga untuk bangsa dan negaranya, meskipun pelaksanannya tidak harus berjama’ah. Bisa di tempat masing-masing.
    c. Merutinkan sedekah setiap hari, meskipun hanya seukuran kemampuannya, lebih-lebih bagi yang diberi kelebihan harta oleh Allah . Sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rosulullah bahwa diantara fadhilah sedekah adalah sebagai penangkal balak dan musibah.
    ALLAHU AKBAR ……..… 3x Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah …….
    Mari, dalam kesempatan hari fitri yang penuh berkah dan rahmat Allah ini, kita saling memaafkan diantara kita atas kesalahan hak adami. Dan mari bersama-sama taubat dan memohon maghfiroh dari Allah dengan menyadari dan mengakui sejujurnya atas dosa-dosa kita yang tak terhingga banyaknya ini. Jangan ada satupun diantara kita yang merasa tidak memiliki dosa. Mari bersama-sama
    الفَاتِحَة
    أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيْم, الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ × 3
    أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشذَيْطانِ الرَّجِيْم
    وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّـقَوْا۟ لَفَتَحْنَا عَلَيْـهِم بَرَكَٰتٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذْنَٰهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَـكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم, وَنَفَــعَـنِيْ وَإِيـَّاكُـمْ بِمَـا فِيْـهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِـيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُـمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُـوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيـْــــم .

الخُطبَة الثَّانِيَةُ
اَللهُ أَكْبَرُ,× 7 لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ مَنَّ عَلَيْنَا بِـهَذِهِ الصَّبِيْحَةِ الْمُبَارَكَةِ, وَأَشْهَدُ أَنْ لَآ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ذِي اْلأَنْوَارِ السَّاطِعَةِ , وَعَلَى آلِهِ الطَّاهِرِيْنَ وَأَصْحَابِهِ الطَّيِّبِيْنَ, وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ تَكُوْنُوْا عِنْدَهُ مِنَ الْمُفْلِحِيْنَ الْفَائِزِيْنَ. وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا عَلَى خَاتَمِ النَّبِيّيْنَ وَالْمُرْسَلِيْن، فَقَدْ أَمَرَكُمْ بِذَلِكَ الرَّبُّ الْكَرِيْمُ فَقَالَ قَوْلاً كَرِيْمًا: إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا, اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أجَمْعَيْن. وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وِالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ،
اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَآءَ وَالْبَلَآءَ وَالْوَبَآءَ وَالْفَحْشَآءَ وَالْمُنْكَرَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَآئِدَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ
اللّهُمَّ إنَّكَ آمِنٌ مِنْ كُلِّ شَيْئٍ, وَكُلُّ شَيْئٍ خَآئِفٌ مِنْكَ, فَبِأَمْنِكَ مِنْ كُلِّ شَيْئٍ وَخَوْفِ كُلِّ شَيْئٍ مِنْكَ آمِـنَّا مِمَّا نَخَافُ وَنَـخْذَرُ (يَا لَطِيـْف × 3) اُلْطُـفْ بـِنَا فِى أُمُوْرِنَا كُلِّـهَا كَـمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى وَرَضِّنَا فِى دُنْيَانَا وَآخِــرَتِنَا
(يَا سَــتَّارْ ×7/17) أُسْـتُرْنَا بِسَتْرِكَ الَّذِىْ سَتَرْتَ بِهِ عَلَى ذَاتِكَ فَـلَا عَيْنٌ تَرَاكَ وَلَا يَدٌ تَصِلُ إِلَيْكَ بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّ‌احِمِيْن, وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً دَآئِمَةْ , نَسْأَلُكَ بِـهَا يآأللهْ, يآأللهْ, يآأللهْ, مِنْ لَدُنْكَ قُلُوْبًا صَافِيَةْ, وَعُلُوْمًا نَافِعَةْ, وَأَعْمَالًا مَقْبُوْلَةْ, وَذُنُوْبًا مَغْفُوْرَةْ, وَأُمُوْرًا مُيَسَّرَةْ, وَأَرْزَاقًا وَاسِعَةً مُبَارَكَةْ, وَحَوَآئِجَ مَقْضِيَةْ, وَالْعَفْوَ وَالْعَافِيَةْ, وَالْمُعَافَةَ الدَّآئِمَةْ, فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالآخِرَةْ, وَتَمَامَ التَّوْفِيْقِ وَالإِسْتِقَامَةَ التَّآمَّةْ, وَذُرِّيَّةً طَيِّبَةْ, وَحُسْنَ الْخَاتِمَةْ (وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَرَضِّنَا يَارَبَّنَا × 3) لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِمَشَايِخِنَا وَلِمَنْ لَهُ حُقُوْقٌ عَلَيْنَا وَلِجَمِيْعِ مَنْ عَمِلَ بِـهَذِهِ الصَّلَوَاتِ الْوَاحِدِيَّةِ وَمَنْ أَعَانَ عَلَيْهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ عَآمَّة, بِجَاهِ النَّبِيِّ كَاشِفِ الْغُمَّةِ, وَهَادِي اْلأُمَّةْ , وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ عَدَدَ كُلِّ شَيْئٍ, بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن. .
عِبَادَ اللهِ إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإيِتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشاءِ والمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، اُذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر.

Khutbah Idul Fitri Saat Pandemi Covid-19 ini dapat digunakan oleh siapapun dan silahkan bisa disebar luaskan secara umum, sehingga dapat mengedukasi kepada masyarakat tentang hikmah dari ujian yang baru kita hadapi bersama saat ini.

Baca juga :

Demikian ringkasan sedikit tentang Khutbah Idul Fitri Saat Pandemi Covid-19 semoga bermanfaat bagi bagi ummat,Selamat Berkhutbah Semata-mata karena Alloh SWT.

Madiun, 27 Romadlon 1437 H – 1 Juli 2016
Madiun, 27 Ramadhan 1441
20 Mei 2020

Penulis
ZAINUDDIN TAMSIR

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here