Menjadi Manusia Yang Bahagia

0
923
Manusia Bahagia

Sebelum membahas tentang Menjadi Manusia Yang Bahagia , sebaiknya kita seruput kopi dulu. Halo sahabat ziyadah.net, apa kabar hari ini?semoga semua baik-baik saja dan selalu dalam kebahagiaan. Terimakasih telah membuka artikel menjadi manusia yang manusia. Mari kita sama-sama belajar menjadi manusia yang manusia. Semoga dengan artikel ni bisa membantu kita menjadi manusia yang bahagia.

Menghadapi tahun 2020 dan era yang semakin modern, menuntut kita untuk menjadi manusia yang bahagia dengan bisa beradaptasi dengan zaman ini. Menjadi manusia yang kuat, canggih, multitasking dan pekerja keras. Tetapi sadarkah kita bahwa sisi kemanusiaan kita di era ini semakin berkurang dan menipis?

Yaa, mungkin kita punya alasan sendiri-sendiri kenapa kita seperti ini. Tetapi yang harus kita evaluasi adalah tentang benarkah manusia yang bahagia seperti ini?. Setiap bangun pagi kita sudah berkejar-kejaran dengan waktu. Mulai dari persiapan untuk bekerja, perjalanan ketempat kerja bahkan sampai problem atau masalah pada saat kita bekerja. Pulang dari bekerja mungkin sudah larut malam karena perjalanannya macet. Sehingga memakan waktu yang sangat banyak hanya untuk perjalanan.

Sampai dirumah kita dituntut untuk memikirkan tentang tanggung jawab dirumah, baik mencuci baju, menu makan bahkan tentang anak-anak kita. Setelah semua selesai, jam sudah menunjukkan pukul 10 malam dan kita mau tidak mau harus tidur kembali karena besok kita melakukan hal yang sama. Seperti itulah kehidupan manusia di era sekarang. Di akhir pekanpun kita mungkin masih bekerja atau mencari income tambahan untuk mengumpulkan materi-materi yang kita inginkan.

Sekeras itulah zaman sekarang. Waktu yang kita ketahui ada 24 jam dalam sehari, 1440 menit dalam sehari dan bahkan 86.400 detik dalam sehari. Angka yang banyak untuk menunjukkan sebuah waktu dalam sehari. Tetapi pada kenyataannya kita merasakan waktu tersebut sangat cepat sekali. Sehingga untuk menikmati apa yang telah kita capai pun tidak sempat.

Seruput kopimu dulu saat ini, karena kita mulai masuk kepada topic utama artikel ini. Benarkah manusia memang seperti itu? Mengapa kita harus mengetahui definisi manusia? Dan apa untungnya jika kita menjadi manusia yang sesungguhnya manusia?

Mungkin saya juga belum tahu pasti tentang bagaimana manusia sesungguhnya, tetapi jika kita berfikir bersama sejenak mungkin kita bisa menemukan jawabannya. Mungkin perlu kita urutkan beberapa pertanyaan untuk menyimpulkan siapakah kita sebenarnya?

  • Apakah manusia itu?

Jika pertanyaan “apakah”, berarti menjawabnya bersifat benda. Bukan nama kita atau alamat kita. Jika kita percaya bahwa manusia adalah sebuah ciptaan. Atau bisa kita bayangkan dengan lebih sederhana, bahwa sebenarnya kita adalah sebuah “karya”. Dan selama kita hidup hingga saat kita membaca artikel ini, sadarkah bahwa kita adalah sebuah ciptaan atau karya?. Lalu timbul pertanyaan, siapakah yang menciptakan kita?. Mungkin bagi umat islam berkata bahwa kita ciptaan ALLOH SWT. Tetapi benarkah dalam hati kita menyadari hal tersebut?. Dalam pandangan umum atau secara scientis bisa ditarik kesimpulan juga bahwa manusia sebenarya sebuah makhluk. Jika berkata makhluk, berarti kita sebuah materi yang sangat kompleks. Nah dari manakah materi tersebut berawal?benar-benar berawal. Lebih awal dari bertemunya sel sperma dan sel telur. Seperti halnya analogi, lebih dulu mana antara telur dan ayam? Mulai bingungkah kita?. Jika dilihat dari sudut pandang manapun, manusia adalah ciptaan atau sebuah karya. Berapa persen keyakinan anda?

  • Apa fungsi sebenarnya diciptakan manusia?

Jika kita sudah sedikit yakin tentang pertanyaan pertama, kita bisa lanjut ke jawaban pertanyaan kedua. Dalam agama islam pernah kita dengar bahwa manusia adalah sebaik-baiknya makhluk ALLOH SWT. Mungkin bisa dikatakan juga kita lebih sempurna dari semua makhluk ALLOH yang pernah diciptakanNYA. Baik bumi beserta isinya, system ekosistem, bahkan lebih sempurna dari ilmu galaksi.

Dibagian mananya kita dikatakan lebih sempurna?. Mungkin untuk mencari jawbannya kita butuh artikel yang khusus untuk menjawab. Tetapi dibalik kesempurnaan manusia, ALLOH juga memberikan tugas. Tugas untuk makhlukNYA yang paling sempurna, berarti bisak dikatakan bahwa tugasnya bukan sederhana. Yaa,, sangat benar. Kita manusia hanya diberikan satu tugas, untuk “beribadah”.

Timbul pertanyaan dalam hati kecil saya, hanya satu tugas dan sesederhana itu?. Coba kita berfikir lebih dalam sejenak, benarkah “ibadah” itu memang sederhana?. Kembali kepada paragraph diatas, waktu kita dalam sehari sudah habis untuk melakukan rutinitas. Astaga, saya baru sadar bahwa waktu saya tidak ada untuk melakukan tugas saya. Tugas yang diberikan oleh pencipta saya. Bagaimana saya harus bertanggung jawabnya?. Sepertinya saya membutuhkan artikel lebih banyak tentang ini.

  • Apa untungnya jika kita mengetahui bahwa kita manusia?

Masuk kepertanyaan ini, semakin perlu kita seruput kopi kita dan memusatkan pemikiran. Memang jika kita sudah mengetahui tugas kita, kita sepertinya perlu merubah beberapa kebiasaan kita. Memang tidak mudah, tapi menurut saya itu diperlukan. Jika kita analogikan seperti ini, anda adalah pengrajin besi, ingin membuat pisau untuk menguliti hewan agar bisa diambil dagingnya dan bisa dimasak oleh pemasak daging. Setelah melakukan beberapa proses, akhirnya jadilah sebuah maha karya anda. Elegan, kuat dan yang pasti sangat tajam.

Namun setelah jadi, pisau tersebut malah menggores baju kerja anda dan merusak beberapa alat-alat anda. Apa yang anda rasakan?yaa mungkin kurang lebihnya sama jika kita hidup tidak sesuai dengan tugas apa yang diberikan kepada kita. Kita dalam analogi diatas adalah sebagai pisaunya. Dan yang menciptakan kita adalah sebagai pengrajin besinya.

Yaa memang terkesan semua ini seperti pemikiran belaka. Namun jika kita telaah dengan benar, kira-kira seperti itu yang terjadi atau bukan?. Jadi pertanyaannya seharusnya bukanlah apa untungnya mengetahui kita manusia, namun sudah berapa lama kita lalai bahwa kita adalah manusia?

  • Siapakah kita?

Terakhir ketika alur berfikir diatas sudah ditemukan, saatnya kita merubah diri kita. Mungkin mayoritas manusia ketika diberi pertanyaan siapakah anda, pasti menjawab nama dal lainnya. Tapi jika kita berfikir lebih dalam, jawaban dari pertanyaan tersebut sangat esensial. 

Dari pertanyaan siapakah kita, seharusnya kita mampu mengenali diri kita. Baik dari kelebehian atau kekurangan. Bahkan lebih dari itu semua, seharusnya kita mampu mengenali karakteristik diri kita. Sehingga kita bisa menentukan sebuah pilihan untuk diri kita. Meyoritas orang enggan berfikir ke arah ini, karena mungkin situasi, kondisi dan tuntutan yang tidak sesuai dengan harapan. Sehingga bisa dikatakan bahwa mayoritas orang enggan mengenali dirinya sendiri.

Pentingkah kita mengenali diri kita sendiri?. Mungkin jika ingin kita bahas tentang hal ini, sebaiknya saya masukkan dalam artikel yang lain. Karena hal tersebut sangat kompleks. Memerlukan waktu yang lebih panjang untuk membaca dan konsentrasi yang extra untuk memahaminya.

Bagaimana sahabat ziyadah?, sudah mulai menemukan kerangka berfikirnya?. Memang dalam pemaparan diatas mungkin tidak memberikan jawaban apapun. Mengapa demikian? Karena jawaban dari pertanyaan-pertanyaan bersifat personal. Namun untuk pertanyaan-pertanyaannya bersifat umut atau semua orang biasanya dalam mengevaluasi diri menggunakan pertanyaan tersebut.

Terimakasih untuk pembaca, semoga dengan membaca artikel ini kita menjadi manusia yang lebih baik bahagia dari kemarin. Mungkin jika ada permintaan dari sahabat ziyadah, bisa ditulis dikolom komentar. Sekali lagi terimakasih atas perhatiannya, saya ucapkan terimakasih. Salam seruput kopi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here