Saatnya Pemuda Milenial Menciptakan Lapangan Kerja

0
887
cara menciptakan lapangan kerja
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang banyak. Namun jumlah penduduk yang banyak ini tidak diimbangi dengan tersedianya lapangan pekerjaan yang cukup. Keadaan ini membuat pengangguran di Indonesia semakin banyak, dan efeknya kriminalitas meningkat begitu tajam. 
Sebenarnya Indonesia memiliki keunggulan karena memiliki bonus demografi di tahun 2020. Bila tidak dimanfaatkan, Indonesia akan menjadi penonton bukan pemain.
Dalam akun sosial media, betapa banyaknya keluhan lulusan SMA atau bahkan sarjana yang mengharapkan pekerjaan namun tak kunjung datang. Frustasi?, tentu saja. Penulis sendiri pernah mengalami masa sulit ini, perjalanan mencari pekerjaan dari perusahaan satu ke perusahaan lain, selama sembilan bulan menjadi pengangguran. 
Dalam fikiran penulis yang ada hanyalah mencari kerja, karena di masyarakat sendiri jadi pegawai pabrik lebih keren dibandingkan penjual cilok. Padahal kita tidak tahu jika penjual cilok itu ternyata memiliki lima puluh grobak yang setiap harinya beredar. Jika dibandingkan pegawai pabrik tentu saja penjual cilok itu lebih unggul penghasilan nya dari pada pegawai pabrik yang digaji UMR. 
Lalu kenapa masih bertahan dalam pencarian jika sebenarnya jalan kita adalah menciptakan?. Kalian para kaum milenial seharusnya faham, kenapa sampai sekarang tidak ada satu pun perusahaan yang menerima kalian?. Coba ubah fikiran, bukan karena tidak memiliki kemampuan, tapi ternyata takdir kalian sebenarnya adalah menciptakan lapangan pekerjaan bukan mencari pekerjaan.
Sayangnya, beberapa dari kita lupa bagaimana membangun bisnis, kita lebih sibuk meratapi diri kenapa mencari pekerjaan begitu sulit. Keluhan itu muncul dengan berbagai alasan, salah satunya, modal nya dari mana?, mulainya bagaimana?, caranya seperti apa?,dan keluhan-keluhan lain yang bisa melemahkan kemampuan kita. 
Apakah kita pernah membangun alam bawah sadar kita bahwa bisnis kita akan berhasil, ya pokoknya berhasil. Belum pernah?, silahkan dicoba, maka hasilnya akan luar biasa. Kenapa sampai saat ini kita masih mencari, ya karena memang pikiran bawah sadar kita di doktrin hanya kata-kata “nyari kerja” bukan “menciptakan lapangan pekerjaan”.
Omongkosong tanpa modal bisa buka bisnis,  brother and sister, apa selama ini mencari kerja tidak butuh modal?, biaya print, biaya amplop jika harus dikirim via pos atau datang langsung, ongkos perjalanan, makan. Well, itupun kita belum tentu keterima kerja, bukan begitu?. 
Bahkan mirisnya ada beberapa pencari kerja terjebak oleh calo-calo licik, yang menawarkan lapangan kerja dengan membayar sejumlah uang. Bukan hanya ratusan ribu saja melainkan sampai jutaan, kebayangkan kita betapa menyiksanya jika kita hanya berada dalam lingkaran ini. Bahkan ada yang nekat berhutang sejumlah uang untuk membayar calo agar bias diterima kerja.

Baca Juga : Cara Membangun Ekonomi Syariah Dalam Keluarga

Oke, yang saya tulis ini semuanya adalah fakta bagaimana keadaan para pencari kerja di negri ini. Jika sama-sama membutuhkan modal, kenapa tak mencoba yang lain, jika dirasa jalan pencarian kerja selalu mentok. 
Jika masih beralasan persaingan dalam berbisnis banyak, oh apa kabar dengan persaingan saat mencari kerja?, pernah melihat job fair?, betapa membludaknya manusia dalam mencari kerja, bahkan sebelum lahir di dunia inipun kita sudah bersaing, lalu apa yang kita takutkan dalam persaingan?.
Dunia tekhnologi semakin canggih dan berkembang pesat, apa kita tak ingin menjadi bagian mengambil peran disana, atau kita cukup puas sebagai konsumen tanpa mau memanfaatkan tekhnologi?. 
Sekarang pilihan ada di tangan kita masing-masing, mau jadi orang yang pesimis tanpa mengubah keadaan dengan hanya mencari kerja atau menjadi orang optimis yang mampu mengubah keadaan dari zero to hero?.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here